Labels

Januari 24, 2012

My Story: Classical

- WUTHERING HEIGHTS -
by. Emily Bronte
"Catherine Earnshaw, semoga jiwamu mengembara sepanjang hidupku. Hantuilah diriku! Berubahlah dalam bentuk apa pun yang kau sukai, lalu rasukilah diriku, biarkan aku jadi gila karenanya!"

Petikan di atas tertera dalam novel "Wuthering Heights" karya Emily Bronte. Novel ini dinilai sebagai sebuah novel percintaan yang 'gelap' dalam artian banyak disisipi hal-hal mistis. Namun menurutku tidak sepenuhnya begitu, Bronte rupanya hanya setengah-setengah dalam 'menggelapkan' novelnya. Hal-hal mistis hanya ditunjukkan diawal dan diakhir yang mana menurutku kurang memiliki greget. Romantisme sebuah percintaan klasik kurang ditonjolkan, sebagai pembaca awam saya sedikit menemui kebingungan seusai membaca novel ini sampai tamat; "Hal manakah yang dianggap romantis?, sebenarnya sekuat apakah cinta Heathcliff dan Catherine?". Karena memang nyaris sama sekali tidak ada moment-moment keromantisan di antara mereka dalam novel tersebut. Saya bahkan mengalami sedikit keidak yakinan akan cinta Catherine terhadap Heathcliff, karena sama sekali tidak ada bukti konkret atas eksisnya perasaan cinta tersebut, kecuali pada saat Catherine menceritakan perasaannya terhadap Heathcliff pada Mrs. Dean sebelum menerima pinangan Linton.
- Original Version -

Kemudian mengenai Heathcliff sendiri, saya rasa meskipun keseluruhan isi cerita berupaya menunjukkan kekuatan cinta dan keteguhan hati seorang Heathcliff, namun sosok Heathcliff sendiri kurang terlihat menonjol dikarenakan sama sekali dinihilkan dari berbagai keistimewaan. Pembaca tentunya tidak ada yang mendambakan sesosok laki-laki seperti Heathcliff sebagai pendampingnya (apalagi itu seorang single berkriteria terlalu tinggi tanpa berkaca dulu dengan b aik - seperti saya - ). Meskipun cinta Heathcliff terhadap Catherine begitu luar biasa gilanya, namun dia merupakan tokoh yang hampir membuat para pembaca begitu jengkel. Dari awal dia tidak dimodalai oleh ketegasan dalam memperjuangkan cintanya, kemudian setelah mengalami kegagalan cinta dia hidup sebagai manusia super licik yang berperangai luar biasa buruk, lalu apa yang dapat kita petik dari tingkah laku Heathcliff???. Saya yakin Bronte punya pesan yang luar biasa berharga menegnai cinta yang ia pahami, dan saya belum cukup mengerti (terlalu berat mungkin muatannya ya? maklum amatiran, heheheheheh....)

(Indonesian Version - Qanita)


- PRIDE AND PREJUDICE -
by. Jane Auten

" Faktanya adalah, kau sudah lelah menerima kesopanan, kehormatan, dan perhatian yang berlebihan. Kau sudah muak dengan para wanita yang berbicara, memandang, dan berusaha keras untuk mencari persetujuan darimu. Lalu aku datang, dan kau langsung tertarik karena aku sangat berbeda dari mereka."
(Indonesian version - Qanita)

Kata - kata ini terungkap begitu ringan dari bibir Elizabeth Bennet, putri kedua dari keluarga Bennet yang memiliki lima orang putri yang masih lajang dan mengkhawatirkan (kondisi sosial keluarga menengah kebawah dengan kelima putri lajang adalah kutukan bagi keluarga tersebut). Lizzy adalah gadis cerdas (kritis dan energik) yang tidak muluk-muluk memimpikan laki-laki tampan nan kaya sebagai pendampingnya. Prejudice yang begitu tajam terhadap segala apapun di dalam hidupnya (utamanya makhluk yang bernama laki-laki dan dia kaya lalu berstatus sosial tinggi) menjadikan dirinya terlihat lain dibandingkan siapapun termasuk Jane Bennet yang begitu cantik Jelita. Kesannya mungkin sangat angkuh, keras kepala dan pemberontak. Namun hal tersebut muncul dikarenakan upaya pengukuhannya atas Pride sebagai seorang wanita.
Darcy adalah seorang ahli waris yang tampan, tapi kesan angkuh yang luar biasa telah menguburnya hingga terlihat sebagai manusia yang 100 % sama sekali tidak menyenangkan. Belum lagi ditambah prejudice Lizzy yang tajam, image nya dimata Lizzy benar-benar telah tersungkur kedalam lembah kenistaan yang teramat dalam. Namun lagi-lagi takdir berbicara lain. Benang merah diam-diam terjalin di antara keruwetan hubungan mereka sehingga terhubunglah takdir-takdir manis yang menghantarkan mereka meuju ke dalam ikatan cinta yang fantastis.

Austen benar-benar mampu menggambarkan pengharapan para gadis secara gamblang, dan setelah diresapi, dari dulu hingga sekarang sensasi-sensasi yang sama masih melingkupi kehidupan para gadis di seantero jagad ini (sifatnya yang universal). Kalau boleh diberi komentar yang sedikt menggelikan lagi - Pride and Prejudice ini adalah suatu karya yang dapat menjaring para gadis kelembah kenistaan yang lebih dalam lagi, maksudnya jangan terlalu menghayati karya ini sampai merasuk ke jiwamu atau kalau tidak kamu akan dengan sendirinya berikrar menjadi perawan tua samapai menemukan ssosok Darcy dalam hidupmu :P -



- Original Version -


3 komentar:

skrillop mengatakan...

bikin karya tandingan ukh, bikin karya yang dapat menandingi pride and prejudice.

skrillop mengatakan...

BTW, profpicnya gak nguati . . .

Niiita mengatakan...

Jelas lhah..
Kau tinggal lihat saja aku jadi Maestro, hahahahah...

Kenapa profpic Q? Se-Imo03etdzz profpic cyber campus kan???