Bismillahirahmanirrahim..
Karya sastra ini saya tulis
dengan penuh penghayatan. Apalagi setelah dimulai dengan bismillah ba’da tahmid
didalam hati, semoga ini bermanfaat. Tidak, ini tidak seserius itu seolah aku
mau menuliskan wasiat sebelum kematian. Aku hanya sedang mencoba mengelupas
sisi kehidupanku yang terdalam. Sebagaimana remaja pada umumnya (saya agak malu
mengatakan bahwa saya remaja: dalam bahasa inggris teenagers, padahal diri saya sudah tidak berusia ‘teen’ lagi tapi ‘tweenties’ jadi saya mengkonfirmasi dulu sebelum nantinya ada yang
menuduh saya telah melakukan penipuan besar – OUCH! ) saya mencoba menemukan
jati diri saya; WHO AM I??
Nama saya terdiri dari 14 huruf
(nama asli, Boo-SS terus terang palsu: sepalsu diri saya yang sebenarnya :D).
Saya perempuan, tentu saja. Meskipun saya akui bahwa kelahiran saya sempat
membuat bapak saya frustasi. Beliau amat sangat mendambakan kehadiran anak
laki-laki disaat sudah memiliki 3 anak perempuan. Dari sisi inilah saya merasa
memiliki kemiripan dengan keluarga Bennet dalam novel favorit saya sepanjang
masa yakni Pride and Prejudice.
Kekecewaan bapak saya cukup beralasan, beliau menginginkan seorang penerus yang
bisa menjadi seniman kenamaan yang meneruskan karir bapak saya yang terhenti
akibat penyakit yang dideritanya. Kambing yang telah dibelinya semasa saya
berada dalam kandungan, yang diharapkannya akan digembala oleh saya saat saya
(yang diharapkan sebagai seorang anak laki-laki yang ganteng, ehem!) lahir,
kemudian disembelih dengan dalih syukuran. Padahal itu merupakan perwujudan
dari yang namanya desperate. Keluarga
saya memang so sweet, kami adalah
manusia yang bisa mensiasati kehidupan; akan dengan mudah merubah kekecewaan
menjadi rasa syukur sehingga kekalahan menjadi kemenangan yang tertunda.
Itulah sebenarnya yang mendasari
benih-benih feminis dalam diri saya. Memangnya mengapa jika saya tidak terlahir
sebagai laki-laki??. Sangat tersengat rasanya saat membaca artikel yang mengutip
pernyataan seorang tokoh dunia (entah siapa itu, saya sering lupa dengan nama
orang dan tahun) yang menyatakan bahwa Wanita adalah manusia yang gagal menjadi
laki-laki. Lalu saya jawab dalam hati (gerundel); Laki-laki adalah manusia yang
tidak sanggup menjadi wanita. Bahkan filsuf jaman kuno entah itu Plato atau
siapa mengatakan bahwa wanita adalah makhluk yang tidak memiliki jiwa. Lalu apa
yang kau lihat selama ini??, zombie???!. Yah sudahlah, Biarkan Mereka
Berkembang. Hanya saja, mengapa mereka tidak dapat memahami bahwa wanita adalah
wanita dan laki-laki adalah laki-laki, ini yang disebut harmoni, balance, yin-yang e.t.c. Laki-laki bisa
disebut laki-laki karena ada jenis lainnya yakni perempuan, begitupun
sebaliknya.
Well, untuk itu kemudian aku membuktikan kepada bapakku bahwasanya
meskipun perempuan aku bisa mewujudkan segala cita-citanya yang terhenti. Bapak
ingin anak yang pandai melukis, oke aku bisa. Bertahun-tahun aku memaksakan
diri untuk menyukai mata pelajaran seni rupa disekolah meskipun menurutku
sangat membosankan. Kemudian bapak menyadarkanku bahwasanya aku telah gagal
total dalam bidang ini; “kok dari jaman TK sampai mau SMA gambaranmu tetep
itu-itu saja. Gunung, sawah, jalan raya dan tiang listrik, memang dunia ini
sesempit itu ya?”. (=.=”)
Harapan kedua bapak yakni ingin
penerus yang bisa melestarikan kesenian wayang kulit pakem Jawa. Aku menerima
usulan bapak untuk mengkarantinakan diriku di sanggar seni milik saudaraku yang
khusus melatih generasi-generasi berbudaya. Berbagai posisi telah dicobakan
untukku. Sebagai sinden aku sudah divonis tidak cocok karena suaraku tidak
feminin, malah saat kucoba bersuara sefeminin mungkin aku malah diolok dengan
amat sangat menyakitkan; “kamu kalau ngomong begitu kayak banci habis minum
baygon”, Sakiiiittt!!. Begitupun saat mencoba posisi sebagai ‘panjak’ (kru musik dalam pertunjukan
wayang) aku kemudian di judge sebagai
manusia yang tidak memiliki sense of
melody sama sekali, what?, are you
**ck*** kidding me??. Harapan terakhir, aku gabung dengan grup penari ‘remong’,
beberapa jam saja berlatih aku sudah di komen oleh salah seorang penonton
latihan; “mbak punya penyakit tulang, encok atau asam urat begituan ya?, kaku
banget gerakannya”. Baiklah aku menyerah, dunia ini serasa tak adil sekali
bagiku. (back sound; Dewiq “Dunia
sedang tak bersahabat, ingin kubawa hancur bersamaku.. Hoooo”).
Klimaksnya aku pulang menghadap
ayahanda dengan wajah yang tertunduk, sama sekali tak punya keberanian untuk
menegakkan kepala (gak gitu-gitu amat kalee). Akan tetapi kepulanganku dari summer camp di Asrama seni itu memang
sebuah pukulan yang amat keras bagiku, aku telah merasa menjadi orang paling
gagal di bumi ini dengan bentuk kegagalan yang paling hina: gagal menjadi anak.
T.T
Namun bapakku yang wise kemudian berkata; “gak pa pa nak,
bapak tetap bangga kepadamu. Meskipun kau bukan anak laki-laki sehingga tidak
dapat mewarisi kegantengan bapakmu ini, ditambah lagi meskipun perempuan kau
juga tidak cantik” (back sound:
Krieeeekkkk!!!). “Lalu apa yang ananda bisa lakukan untuk menebus dosa tidak
cantik dan tidak ganteng ini ayahanda?”. “tidak ada, kau sungguh mematikan
seluruh harapan manusia di bumi ini”. “Tapi, apakah ayahanda tidak memiliki
harapan lagi?”. “ada sih sebenarnya, elo pengen tau??”. “iya ayahanda, katakan
saja. Kali ini akan ananda kabulkan”. “Karena aku ingin anak yang tampan maka
sekaligus aku senantiasa mendambakan menantu yang cantik”. Anak dari bapak gila
ini langsung speechless kemudian
membeku (dilanjutkan dengan kerudungan kresek lalu turun panggung).
*Cerita ini diilhami oleh kisah
nyata, namun agar menarik banyak diselingi dengan dramatisir yang berlebihan.
Berharap ada yang tertarik memasangkan iklannya di blog yang diakui oleh
pemilik sebagai blog yang useless dan
amat sepi pengunjung kecuali mereka yang amat kurang kerjaan bisa sampai
membaca pesan terakhir ini. Sekali lagi terima kasih telah meluangkan waktu
anda yang berharga untuk membaca kegilaan ini. Efek samping setelah membaca ini
(misal langsung muntah atau alergi gatal-gatal) tidak ditanggung oleh penulis
maupun blogspot. Wassalamualaikum WR. WB ^.^ CAO!!
0 komentar:
Posting Komentar