Labels

Agustus 15, 2012

I Do Friendship

HAKIKAT PERSAHABATAN: Why we have to do friendship??

Segala jenis hubungan yang ada dalam kehidupan manusia hendaknya didasari dengan ikatan persahabatan. Karena persahabatan itu sendiri mengandung berbagai macam esensi yang baik seperti contohnya togetherness, careness, understood, trusty, e.t.c. Siapa manusia di bumi ini yang tidak memiliki sahabat?, alangkah mengenaskan hidupnya. Bahkan Hitler pun memiliki sahabat. Karena sahabat adalah unsur terpenting dalam keberlangsungan manusia, sebagaimana yang tertera dalam kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam ilmu kedokteran diantaranya adalah: (1) Kebutuhan fisiologis, (2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, (3) Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki, (4) Kebutuhan akan harga diri, (5) Kebutuhan aktualisasi diri. Dari kelima kebutuhan dasar manusia ini, kita dapat memenuhi semuanya (keculai fisiologis kayaknya yaaa :D) dari sebuah relasi yang dinamakan persahabatan. Bagaimana sahabat mampu memberikan rasa aman da perlindungan, kasih sayang dan rasa memiliki, kemudian meninggikan harga dirimu serta membantumu dalam mengaktualisasikan diri. Dari sini telah jelas bahwa persahabatan bukanlah pilihan alternatif dalam kehidupan manusia, namun merupakan sebuah kebutuhan. Oleh karena itu hargai persahabatan yang kau miliki saat ini, jangan biarkan apapun juga merebutnya. Jangan ber-stigma negatif terhadap persahabatan, tidak ada yang salah dengan persahabatan kecuali cara yang digunakan orang-orang dalam membina persahabatan itu sendiri.

TENTANG SAHABAT: Menemukan dan Membina Persahabatan

Secara sederhana type kepribadian manusia dalam berelasi terbagi atas dua macam. Type pertama adalah mereka yang mudah sekali menemukan teman sehingga memiliki banyak teman dan type kedua adalah mereka yang sulit sekali menemukan teman. Type pertama cenderung berteman dengan tingkat relasi yang cukup hanya dalam taraf 'kenalan' saja. Mereka punya banyak teman, namun jarang atau tak ada yang berteman secara erat/ karib, sebab type ini cenderung fleksibel dan mudah bosan dalam menjalin relasi sosial yang stagnan. Type kedua adalah kebalikannya, ia sulit menemukan kenalan yang dapat dijadikan teman namun begitu berteman ia biasanya akan sangat erat dan akrab. Hal ini dimunculkan oleh tingkan intensitas pertemuan yang tinggi dan juga kesamaan pikiran, selera dan senses. So, tergolong dalam type manakah dirimu??
Saya tidak menyatakan bahwa yang memiliki sahabat adalah mereka yang tergolong pada type kedua, sedangkan type pertama tidak. Banyak kasus sebenarnya yang menunjukkan bahwa persabatan tidak jaranag terjalin antara mereka yang berbeda type. Hal ini dikarenakan oleh hakikat persahabatan itu sendiri yang tidak pilih kasih. Namun tetap saja terdapat perbedaan yang kentara, seperti contohnya bahwa type kedua lebih pandai dalam membina persabatan mereka. Karena dia sulit menemukan teman yang cocok maka dia akan dengan sangat berhati-hati dalam membina persahabatan yang telah ada. Apabila persahabatan yang terjadi antar type, yakni type pertama dan kedua menjalin persahabatan, maka yang terjadi biasanya adalah ketimpangan hubungan sebab si type kedua akan banyak berkorban sedangkan type kedua tidak begitu memberatkan persahabatan tersebut, atau bahkan yang lebih buruk lagi mereka tidak merasa sedang menjalin persahabatan.
Membina persahabatan harus dimulai dengan perwujudan dari esensi-esensi yang mendasarinya. Sebagaimana sebelumnya telah disebutkan bahwa bersahabat itu adalah saling mengerti. Ini merupakan salah satu unsur utama. Sebab pengertian adalah hakikat dari persabatan itu sendiri, apabila tidak terjadi sikap pengertian antar sesama teman, maka hubungan tersebut belum dapat dikategorikan sebagai persahabatan. Bagaimanakah yang disebut pengertian itu. Pengertian itu bukan berarti kita harus tahu seluruh rahasia sahabat kita. Bukan!, bukan itu yang dinamakan persahabatan itu. Persahabatan merupakan suatu relasi yang menghargai apa yang namanya rahasia pribadi manusia, karena persahabatan yang baik adalah persahabatan yang menegakkan HAM :). yAA.. Kita tidak perlu tahu banyak, tapi kita perlu banyak mengerti. Ingat yaa, perbedaan antara tahu dan mengerti itu tipis seperti fotamorgana, namun perbedaan maknanya besar sekali. Tahu itu terkadang bersifat menghakimi: aku tahu maka aku paling benar. Sedangkan mengerti bersifat memahami: aku mengerti maka aku berhati-hati. Tolong resapi dulu sebelum membacaa lebih jauh.
Di dalam pengertian terdapat kepedulian. Ibaratnya makan sepiring berdua lah, kepedulian itu tanpa pamrih loh yaaa. Bahkan kadang saking tanpa pamrihnya kita lupa berharap untuk mendapat pahala dari sikap peduli kita terhadap sahabat. Tapi jangan salah langkah dalam mengartikan kepedulian, peduli bukan berarti kita harus melakukan apapun yang sama dengan sahabat kita, menyanggupi apapun yang dikatakan mereka, juga membantu segala urusan teman kita. Terkadang ada kondisi dimana kita harus mengambil jalan tengah demi kebaikan bersama. Kita sebagai sahabat juga perlu bersikap aware dan senantiasa mengingatkan apabila sahabat kita 'lupa daratan' :P. Juga kita juga membantu sahabat kita untuk mandiri, karena dengan mereka bergantu kepada kepedulian kita yang bertubi-tubi bisa jadi itu malah akan berdampak buruk baginya. Selain kepedulian ada nihh yang juga amat penting sekali yakni kepercayaan. Konon mengapa seluruh dynasti yang kuat dimuka bumi ini hancur?, hal itu tak lain karena lunturnya kepercayaan. Permusuhan antar sahabat karib akan berdampak lebih sistemik dibandingkan dengan yang bukan sahabat atau yang memang jelas berstatus musuh. Perang saudara mungkin masih umum yaa, namun akan menjadi sangat mengerikan apabila itu perang sahabat (perang sahabat rebutan pacar, pleaseee... -.-"). Percaya juga bukan bermakna siap menerima segala doktrin yang diberikan oleh sahabat, awas bahaya laten kafir kalau terlalu percaya dengan sahabat ;D. Percaya terhadap sahabat berarti sanggup memahami segala situasi yang menyulitkan mereka, percaya terhadap kemampuan mereka, percaya terhadap kasih sayang mereka, percaya terhadap niatan baik mereka, percaya meskipun seluruh manusia di muka bumi ini tidak mempercayainya sahabat harus tetap berada di kubu percaya terhadap para sahabat-sahabatnya (if there are some complicated problem, so let's find out the answer to all of understanding). And finally, persabatan yang telah dibina oleh segalanya itu akan berdampak pada kebersamaan yang indah. Dengan kebersamaanlah candi Borobudur yang megah dapat dibangun, dengan kebersamaan lah Indonesia dapat merdeka. dengan kebersamaanlah kita dapat membuat dunia ini menjadi lebih baik :). Selamat membina persabatan yang manis..

PHENOMENA: Sahabat jadi Cinta??


Persahabatan tidak hanya terjadi antar sesama jenis, banyak kasus yang menunjukkan bahwa kualitas relasi antar laki-laki dan perempuan bisa mengarah pada persahabatan. Aku pikir tidak mengapa kan?, yah meskipun dalam agama tidak diperkenankan berhubungan terlalu erat dengan lawan jenis yang bukan makhrom istilahnya namun kenyataannya dalam ilmu psikologi ada lohh ikatan persaudaraan antar laki-laki dan perempuan yang tidak memiliki pertalian biologis. Ehm.. kalian boleh deh berwacana sesuai dengan jalan pikiran kalian namun aku secara pribadi dapat menerima kenyataan bahwa terdapat jenis hubungan yang pure persaudaraan pada laki-laki dan perempuan. I proved that by my self!. 
Namun tak dapat ditampik pula bahwa kadang persahabatan antar jenis mengarah ke jenis hubungan lain yakni genre asmara. Yah kodrati lah apabila lawan jenis saling menyukai, namun aku rasa terdapat sedikit error system saja, atau pada akhirnya nyerah pada apa yang dinamakan takdir, urusan Illahi. Jadi penyebab sebenarnya adalah karena persabatan dan asmara itu sama-sama didasari atas kasih sayang. Namun kasih sayangnya biasanya berbeda jalur. Kasih sayang persahabatan tidak di embel-embeli dengan nafsu, murni ketulusan. Hubungan asmara yang didasari oleh kasih sayang persahabatan kadang lebih langgeng dibandingkan dengan yang asli asmara-asmaraan. Oleh karena itulah banyak mereka yang bersahabat kemudian beralih jalur membawa hubungan mereka kepada ikatan asmara. Tidak ada salahnya sihh, namun berdampak cukup buruk. Banyak kemudian yang tidak percaya akan adanya persahabatan antar jenis, orang awam yang melihat adanya persabatan itu senantiasa mengartikan bahwa status persahabatan hanya embel-embel belaka. Hal ini pulalah yang menyebabkan banyak manusia ragu untuk bersahabat, untuk saling membantu dalam kebaikan. Karena takut dosa, karena takut stigma masyarakat. Sebetulnya akar dari permasalahan ini adalah seberapa bisa dirimu me-manage jiwamu. Dan lagi, apabila kau percaya pada Tuhan, kau tentu percaya pada takdir. Dan persahabatan itu takdir, cinta bisa saja merupakan pilihan, namun tetap takdir yang menentukan. So, Mari bersahabat dan jangan ragu. Serahkan pada takdir Illahi dan bentengi dirimu dengan keimanan dan ketaqwaan :).


Agustus 09, 2012

Sebuah Karya Ilmiah: Enak, Sial!!



PENDAHULUAN: Senja di Surabaya
“Enak, sial!”
Itulah narasi dari drama sore yang aku tonton hari ini. Bukan drama sebenarnya, lebih kepada realitas yang terdustakan. Kenapa harus terdustakan?, karena untuk mengakuinya agak memalukan. Jadi once upon a time, senja di Surabaya merupakan yang terindah dari kota-kota lainnya (kota yang kumaksud adalah peradaban nomadenku; Jember, Banyuwangi, Kediri, Blitar, Sragen, e.t.c). Senja saat itu sangat spesial, karena sebelum senja menapaki riwayatnya di bumi Surabaya, aku yang dalam kondisi mengenaskan mendapat pesan singkat yang isinya paling kusukai dari segala pesan yang telah kuterima. Apalagi kalau tidak tentang uang. 

Jadi hari itu ada rejeki tak terduga yang tiba-tiba mampir. Nah, bertepatan dengan saat itu aku sedang bersua dengan temanku, yang sikapnya lebih memposisikan diriku ini sebagai emaknya dibandingkan dengan temannya. Secara otomatis dia merengek menagih traktiran. Senja di Surabaya kita habiskan dengan menelusuri jalanan macet di tanah Bonek ini.

Hanya berputar ke mall sejenak, karena aku tidak mendapatkan apapun yang kumau  (apa sih yang kumau?, hanya seuntai janji manis yang tak akan ditepati – apa sih?? =.=” ). Setelah itu mendengarkan rengekannya sepanjang jalan membuatku akhirnya menyerah. Kuturuti kemauannya, kemanapun dia akan membawaku. Sampai kita akhirnya nyantol ke sebuah resto fenomenal di depan stasiun gubeng lama (tidak sebut nama karena tidak terikat kontrak dengan perusahaan bersangkutan :D). Eh, rupanya sudah di booking full oleh perusahaan X yang mengadakan buber dengan para pegawai.

Yasudah, kita berlanjut ke mall paling fenomenal di Surabaya untuk menemukan restoran sejenis. Sesampainya di restoran yang berada di lantai 5 tersebut, terkejutlah kita bahwa kita harus ngantri dulu. Sembari ngantri ngacirlah kita ke mushola untuk menunaikan ibadah shalat maghrib. Melihat resto yang full dan antriannya yang panjang, saya sempat heran dengan adanya fenomena kelaparan di luar sana. “Betulkah fenomena itu?, apakah hanya tipuan?. Bagaimana bisa ada fenomena rakyat kelaparan disaat resto mahal itu manusia dan sampek ngantri pula, sungguh paradoks yang menggelikan”.     

Akhirnya kami mendapatkan seat juga setelah menunggu amaaaaaatttt lamaaaa sekali. Dalam masa penantian itu kami berdiskusi, melihat bagaimana cara makan disana. “eh modelnya prasmanan ya?, sepuasnya katanya. Terus gimana totalannya?”. “Dimana nasinya?”. “Gimana cara masaknya?”. “Kenapa dagingnya mentah semua?”. Kita benar-benar terlihat paling ndesooo disitu, padahal aku yaqiiin bahwa tampangku gak ndeso-ndeso amat, tapi tabiat kita yang clinguk’an kayak maling sungguh menampakkan kekatrok’an kita. Aku sadar hal itu, tapi aku bertekad untuk Be My Self, whatever they thought.

ISI: Great Adventure
Saat pramusaji menyiapkan seat kita, iseng-iseng teman saya sebut saja Han Hyo Joo (eh, lak seneng areke disebut gitu), yang bulan ini baru saja berkepala dua, mewawancarai si pramusaji itu. “Mbak, gimana ya caranya agar kita tahu harganya”. “paketan mbak, each adult seharga 125 ribu”. Okeee, aku sudah mendengarnya dan tetap calm down berlagak elegan. Kita sudah makan takjil puding dan es campur yang luar biasa enak rasanya, mau apalagi teruuss???. Begitu si pramusaji pergi, aku berujar pada si Han hyo Joo: “Eh, ada pintu keluar lain gak selain di tempat kasir itu?”. “Sorii Ha Ji Won (aku maksudnya :P), kayaknya gak ada deh” jawabnya lugu. “Kalau pintu ajaib doraemon?”. “Gak ada juga” jawabnya sambil nyengir. “Oke kalau begitu yang bisa kita lakukan sekarang adalah membuat mereka bangkrut, kita rampok resto ini”. HAHAHAHAHA.. akhirnya kita siapkan kostum topeng mata satu kita bak perompak (ngiiikkk..)

Alhasil kita mengambil segala macam dises seperti orang kesurupan. Buanyaaaaaaaaaaak bangett, sampai kita gak tau bagaimana cara menghabiskannya. Cara makannya saja kita gak tau pleaseeee... Kita udah mengambil segala menu yang ada dan di depan kita ada panci mendidih dan tempat panggang. “Terus gimana cara masukinnya ke situ?” tanya Han Hyo Joo kepadaku yang sama tololnya. “Yah ini ada sumpit kan?”. Oke aksi kita mulai lancarrr. Kita menikmati saat-saat itu (atau tepatnya memaksakan diri untuk menikmati karena gimana lagi, ibarat pepatah jawa wes kadong teles yo nylulup pisan :D, translate sendiri yooo??). 

Begitu mencicipinya, sekali gigit komenku untuk yang pertama kali adalah “enak, sial!”. Ucapan itu berkali-kali kita ucapkan sudah kayak yel-yel. Yel-yel ini berkhasiat banget sebagai pelipur lara hati kita yang harus bangkrut begitu melewati pintu keluar itu :P. Karena bagaimanapun juga di lubuk hati kita yang paling dalam nyesek juga menghabiskan jatah makan seminggu dalam semalam, tidak! sejam lebih tepatnya karena kita juga harus keburu pulang. Oleh karena itu timbullah ide katrok nan bego kita. Yaitu menyembunyikan beberapa makanan ke dalam tas untuk dibawa pulang (ngakzzzz!!). 
Jadi kita mengambil beberapa fried ebi yang satu persatunya kita balut dengan tisu dengan cara yang amat hati-hati (selayaknya siswa yang sedang mencontek saat ujian). Si Han Hyo Joo yang beraksi, aku hanya bertugas mengkondusifkan TKP, sungguh duo bandit kita ini. Entah kenapa saat kita beraksi para pramusaji lalu lalang mendatangi tempat kita. Betapa sensasinya membuat kita hampir terserang stroke.

Jadi intinya kita itu ketahuan oleh managernya. Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa itu adalah jalan yang bukan terlalu buruk tapi tetap saja tidak baik. Kita gak mau mengakui bahwa kita nyuri, tentu saja, disanapun tidak ada peringatan bahwa dilarang membawa makanan pulang, namun karena hal itu tidak umum maka kita gengsi untuk secara resmi membawa makanan pulang, jadi ini bisa dikatakan merupakan unofficial ways (bahasa kerennya, tapi tetap saja istilahnya semi-maling :D). Please ya jangan nuduh kita nyuri, kita bayar tunia pleaseee.. dengan angpao lebaran yang terpaksa melayang di senja bolonggggg...

Jadi ditengah aksi itu api panggang kita tiba-tiba menyala sedikit over-reacted dan mengundang banyak pramusaji untuk menangani masalah itu. Aku rasa pramusaji tersebut menangkap basah kita, karena setelah itu kemudian managernya (gak tau deh manager atau apa, dia yang kelihatan paling sok dan berseragam resmi). Si manager mendatangi kita dan bertanya: “Apa ada yang bisa kita bantu?”. Aku menjawab: “We’re fine thank you J”. Yah, dia melihat pada pojok dimana transaksi itu berjalan, aku rasa kita telah tertangkap. Aku berfikir mungkin kita ditegur, dampak paling mengerikan orang-orang disekitar akan tahu aksi kita dan kita bakaaaalll amat malu sekali. Namun aku tahu dia baik, dan dia mengerti sekali bahwa kita adalah mahasiswa miskin yang mencoba untuk hidup di ‘Lala land’ barang sesaat.

KONKLUSI: Hikmahnya adalah...
Meskipun begitu kita pulang dengan hati yang amat puas. Bahkan kita berencana untuk mengulanginya lagi (mampir ke resto itu maksudnya, bukan mengulangi tindakan kriminil itu :D). Dannnnnn... yah demi mengobati rasa penasaran kita selama ini terhada fenomenalitas resto itu, biaya yang kita keluarkan pantas kok. Next kita sepakat untuk mampir ke warung ice cream yang juga fenomenal, ada dinamika apalagi disana?, tunggu saja tanggal mainnya. FIGHTING!!