Labels

November 20, 2012

Prosa ... (hanya prosa)

Saat malam kelam berselimut langit yang bagaikan tudung saji
kita berada didalamnya selayaknya sebuah sajian
sajian kehidupan yang isinya beragam-ragam warna
bisakah aku mengatakan warna pink untuk kebahagiaan?
padahal kuning lebih menarik..

Hari ini aku bertekad untuk lebih banyak diam
karena ucapan tiada lagi berarti 
karena jeritan tiada lagi bergema
karena renungan lebih mendamaikan

Aku banyak-banyak menyesal
mengapa jalan hidup harus begini terjal?
mengapa tidak kita temui langsung kebahagiaan?
mengapa harus seringkali gagal?
mengapa jadinya salah paham?
mengapa membenci begitu mudahnya dilakukan?
mengapa untuk menyayangi saja harus merasa berdosa?

Lalu dipersimpangan jalan kita akan saling bertemu
setelah saling menyakiti dalam diam
setelah saling asing dalam keakraban
setelah saling menyalahkan 
setelah beribu-ribu penyesalan
bertemupun hanya untuk bertukar senyuman masam
asing selamanya asing
merasa memiliki sesuatu tapi nothing!

Tapi betapa manisnya hidup ini
meski saling acuh dalam perhatian
dusta dalam kebenaran,
ingkar dalam perjanjian,
elakan dalam kesanggupan,
selalu ada syukur atas setiap jerit kesakitan
selalu ada senyum dalam duka mencekik jiwa
ada juga ketulusan yang membayar kebengisan
kesabaran yang bertubi-tubi
dan yang semestinya selalu diingat
ada do'a yang sama-sama terucap
untuk kebaikan bersama
satu sama lain
itulah persahabatan sekaligus permusuhan
tidak ada itu cinta
itu karangan penyair belaka
itu omong kosong