Ketika Ketaqwaan Menjadi Sebuah
Permainan
Manusia
telah menyalahgunakan ketaqwaannya terhadap Illahi. Manusia seluruhnya
menyadari bahwa terdapat kekuatan yang agung yang menguasai seluruh apa yang ia
ketahui ada dan bahkan yang belum ia ketahui keberadaannya. Manusia mengaku
telah mengimaninya oleh sebab itu kemudian timbul perilaku yang bernama taqwa
dalam diri mereka. Seperti apa taqwa tersebut?. Taqwa sekarang telah salah
dipergunakan, taqwa tidak lagi memiliki makna seperti yang semestinya. Orang
mempergunakan taqwa sebagaimana mereka mempergunakan pakaian mereka. Bukankah
itu baik bahwa pakaian adalah sesuatu yang senantiasa dipakai?. Masalahnya
sekarang adalah pakaian itu sendiri juga banyak sekali yang tidak selayaknya
untuk dipakai. Begitu juga dengan taqwa manusia. Seringkali manusia memakai
ketaqwaan yang tidak semestinya. Taqwa kemudian bermakna kondisional, dimana
manusia bisa sesuka hati menentukan kapan dia taqwa dan kapan dia harus
membangkang. Allah dengan segala keagunganNya tentu saja merasa dipermainkan.
Manusia itu dia pikir dia siapa sehingga berani mensiasati Allah?. Sehingga
jangan salahkan Allah apabila kemudian kau dihukum. Ujian yang dating padamu
tidaklah serta merta merupakan ujian yang hanya bersifat mendidikmu, hal itu bisa
berlaku sebagai hukuman. Kau mengentengkan Allah?, kau pikir kau bisa hidup
tanpa bantuanNya?, Kau sudah merasa hebat?. Lalu Allah menunjukkan sedikit saja
bagian dari kuasanya dan manusia akan mendekati batas kegilaannya, tentu mereka
akan benar-benar gila apabila mereka tidak kembali kepada garis ketaqwaan yang
seharusnya.
Allah
maha pengampun, namun jangan lupakan Allah Maha Mengetahui. Bahkan Allah
mengetahui siapa saja yang benar-benar meminta ampunan dan siapa saja yang
pasti akan mengulangi kesalahannya. Manusia hanyalah pendusta amatiran. Lalau
dia pikir dia bisa mendustai Allah dengan taubat palsunya?. Apalagi yang bisa
kau lakukan ketika kau menghadapi kesulitan yang benar-benar telah menemukan
jalan buntu?. Kau mau lari kemana?. Ingatlah bahwa seakhir-akhirnya jalan
kembali adalah kepada penciptamu yakni Allah Subhanallahu Wataala. Kau kembali
lagi kepada Allah setelah sekian kali berkhianat, apakah kau yakin akan dapat
maafNya?. Allah Maha Pengampun, Allah mengampuni permintaan ampunan yang
benar-benar tulus. Lalu bagaimana cara untuk menunjukkan ketulusan tersebut?.
Tunjukkan dengan cara memperlihatkan penyesalanmu setiap kali kau membuka
matamu, ketika kau merasakan nikmat menghirup nafas dan ucapkan Istighfar
setiap kali penyesalan itu kau rasakan. Insya Allah permintaanmu untuk
dimaafkan akan dikabulkan. Dan berikrarlah, demi Allah, lebih kepada dirimu
sendiri bahwa kau tidak akan mengulanginya lagi. Bertaubatlah karena
sesungguhnya hukuman Allah itu nyata dan kau adalah makhluk yang tidak berdaya
dalam menghadapi kemurkaannya……
0 komentar:
Posting Komentar