Seekor semut merah hidup diantara
gerombolan semut hitam, berupaya merubah perilakunya sebagaimana perilaku semut
hitam, akan tetapi ia tidak pernah diterima sebagai mana semut hitam, sebab
bagaimanapun warnanya tidak hitam. Semut merahpun berupaya menemukan koloni
semut merah lainya, ia bertemu dengan sekawanan semut.
Ia berpikir bahwa ia
sudah berada di tempat yang benar, bersama kawan-kawan sebangasanya, akan
tetapi kemudian ia menyadari bahwa ia tidak pernah bisa benar-benar di terima,
sebab ia sudah terlahir dan besar dengan sendirinya, dijauhkan dari kehidupan
sosial, sehinga bagaiamanapun ia berjiwa anti sosial. Ia kemudian menemukan
dunianya, rupanya di sudut selokan bersama selembar daun kering yang cukup
menghiburnya sebab cukup asyik dibuat bermain terjun payung. semakin lama ia
semakin merasa bahwa ia sama sekali tidak memiliki koloni.
Ia berusaha membuka
pertemanaan dengan semut biru, pink, coklat dan lain sebagainya, akan tetapi ia
selalu akan berhenti pada anggapan bahwa; "aku rupanya tidak pernah
menjadi teman yang menyenangkan bagi mereka, dan mereka sama seklai tidak
pernah mengerti kau, mereka hanya menuduhku, dan aku selalu merepotkan".
Siapapun yang dekat dengan si merah, akan berakhir kecewa, sebab sifatnya yang
penyendiri dan memang hanya bisa dimengerti dirinya sendiri. Ia tidak pernah
berupaya untuk berbaur dan berbagi pikiran dengan kawan semut lainnya. Akan
seperti apa akhir cerita dari si semut merah?. Semut merah tidak akan pernah
mengerti apapun kecuali menyenangkan diri sendiri, ia hanya akan mati apabila
tanah yang digalinya cukup penuh untuk mengubur dirinya, bukan di dalam lubang,
tapi dalam gundukan. Ia akan menghilang tanpa orang lain tahu, ia terperangkap
dalam gundukan tanah tanpa semut lainnya tahu bahwa ia terkubur oleh apa yang ia
sendiri gali dengan sendirinya. end.
0 komentar:
Posting Komentar