Labels

Maret 16, 2013

Life is so truee..

Pagi ini sabtu yang membahana dengan segenap kemalasan, teman setiaku. Saya ingat dulu saya bukan pemalas karena saya dituntut untuk menjadi yang terbaik dalam beberapa kurun waktu. Ketika saya terbebas dari tuntutan itu, saya berkata pada diri saya sendiri, "kau boleh mencoba bermalas-malasan, tapi jangan lama-lama". Tapi hukum kehidupan ini sudah terlanjur mengatakan bahwa sesuatu hal yang dilarang akan cenderung diulang. Yaa.. dan aku kemudian menjalani pola hidup malas selama sepuluh tahun terakhir ini. Aku belum pernah mengenal tipe orang moody yang melebihi derajat ke-moody-anku. Aku tidak akan menyapa orang apabila aku tidak mood, aku tidak akan pergi kemanapun meskipun itu wajib apabila aku tidak dalam mood untuk pergi. Dan sekarang aku lagi gak mood untuk meneruskan tulisan ini. Jadi apa donk? kita berhenti saja disini :)

Dalam perjalanan hidupku ada yang bilang bahwa kita patut memasang target tertentu yang ingin kita capai dalam hidup ini apabila ingin hidupmu teratur. Ide yang bagus!. Jadi saya menurutinya. Hal pertama yang saya buat adalah catatan hutang. And then yang terjadi adalah, mood ku jadi berubah tambah buruuuk. Karena apa? aku menemukan fakta bahwa rupanya mereka hampir mendekati mustahil untuk diselesaikan :P. Lalu saya mencoba nge-list daftar keinginan dalam hidup dan rundown kehidupanku. Lamaaaaaaaa saya mengaturnya sampai-sampai saya kepikiran bahwa tidakkah saya sedang melangkahi wewenang Tuhan?. Hahaha.. memang sih tidak ada dalil yang menyebutkan bahwa dosa besar menuliskan target hidup, masalahnya saya adalah tipe orang yang tidak ingin meninggalkan pekerjaan setengah-setengah. Maksudnya, kalau saya membuat rundown kehidupan, berarti saya juga harus membuat jadwal kematian (=.="). Saya tidak yakin bahwa saya ingin berada di dunia ini terlalu lama, tapi saya memang butuh waktu banyak untuk menebus dosa-dosa saya agar saya tidak perlu direbus di api neraka nantinya. Apakah saya bisa request tahun kematian saya kepada Tuhan?. BODOH!

Satu lagi yang cukup menguras waktu saya dalam membuat rundown ini. Adalah kapan saya akan menikah?. Salah, bukan kapan, tapi apakah saya akan menikah???. Saya bukanlah seorang feminis radikal, tapi saya merasa bahwa pernikahan itu sama jauhnya dengan kapan saya akan sembuh dari trauma buah rambutan. Saya senantiasa berdoa, ubahlah saya Ya Allah, jadikan saya wanita normal yang galau mengenai pernikahan every minutes in my life like everybody else. Saya tahu karma memang akan datang, sebagaimana yang kakak saya katakan bahwa dosamu dibayar kontan saat kau hidup, di akhirat itu masalah bunganya ajah :D. Saya selama ini senantiasa menyeringai dan tertawa di dalam hati apabila melihat teman-teman/ kakak-kakak yang galau pengen nikah. Saya berfikir bahwa mereka kurang kerjaan, dan konyol sekali. Dan saya takut Tuhan akan menghukum saya dengan menjadikan saya perawan seumur hidup T.T. Ampuni saya Tuhaaaaaaaaaaaaann.

Tapi saya ingin punya anak di usia muda. Saya tidak ingin (belum) menikah tapi saya ingin punya anak. Saya ingin menjadikannya teman hidup saya, kereen sekali. Seorang anak yang pintar dan tampan kayak Baek Seung Joo ;) atau yang mama boy kayak di dorama 'Risou No Musuko'. Jadi saya pengen jadi mama di usia 25, tapi saya belum menerima konsep pernikahan. Saya ingin jadi the great mama. Seorang wonderwoman kebanggaan yang mengajak anaknya keliling dunia sehingga dia fasih berbicara banyak bahasa. Lalu dia harus pandai matematika, fisika, kimia, pokoknya segala macam hal yang saya tidak bisa dia harus bisa. Dia harus pintar nyanyi dan baca Al-Qur'an, balance kaaann. Tidak malas bangun pagi untuk shalat subuh dan ikhlas harus membaca al-ma'surat dan mendengarkan taujih pagi :D. Apalagi yaa?, eh tidak berwajah boros, awet muda. Dia juga harus gak gaptek, bahkan jadi hacker kayak Daisy, pintar renang, suaranya bagus pintar ngeband kayak Jung Yong Hwa dannn saya merasa akan menghancurkan hidup seorang anak manusia dengan sederet keinginan saya. Jadi intinya, biarlah dia jadi dirinya sendiri. Seperti saya begini adanya, saya tidak ingin orang lain banyak menuntut saya karena saya juga menerima mereka apa adanya. Saya begini dan ini bukan penyakit, inilah diri saya.

 Saya berhenti menuliskan rencana hidup saya saat saya menyadari pengalaman hidup saya selama ini. Bahwa apapun yang tertulis dalam hidup saya pasti tidak tercapai T.T. Jadi tema kehidupan saya adalah unpredictable, kalau begitu lebih baiknya saya menuliskan hal-hal yang tidak saya inginkan. Biar mereka tidak pernah terjadi. Apa itu??, saya tidak ingin mati dalam keadaan mengenaskan seperti tikus dijalanan surabaya yang seluruh organ tubuhnya keluar karena terlindas transportasi. Saya tidak ingin ibu saya pergi seperti cara bapak saya pergi, saya tidak ingin saat lulus kuliah saya linglung mau kemana dan menjadi pengangguran karena saya menjadi sorotan seluruh warga kampung saya :((. Saya tidak ingin hal-hal traumatis dalam hidup saya membawa dampak yang mengerikan bagi masa depan saya, cukuplah saya menyesalinya selama ini, jangan tambah saya hukuman yang lebih berat dari ini. Akhir kata saya sampai pada kesimpulan bahwa; benarkah hidup ini bisa sesuai dengan request kita?...............



  

0 komentar: